Langsung ke konten utama

WFH adalah Anugerah. Titik.

Menurut aku, WFH adalah anugerah. Titik. Tapi, mungkin juga sebuah ujian. Bukan cuma virus Corona yang menyebar di seluruh dunia, gaya hidup work from home  (WFH) juga jadi pandemi. Kebanyakan karyawan kerah putih, mahasiswa, dan pelajar jadi (semakin) terbiasa menatap layar gawai. Orang tua di rumah kadang gak  bisa membedakan apakah anaknya sedang sekolah daring atau scroll  sosmed di kamar. Coba tanya ke mahasiswa atau pelajar yang kamu kenal, mereka pasti punya tips & triknya. Mereka yang WFH juga jadi punya kemampuan baru: fleksibilitas kerja yang semakin luar biasa. Semua hal yang dikerjakan online  bisa dikerjakan dimana saja tanpa terhalang ruang. Kamu orang Sumatera? Punya teman kelompok di Jawa? Kerja kelompok? Ya, bisa dong. Atur ruang meet -nya, bagikan, ketemu deh. Ya, kemungkinan telat-telat dikit masih ada lah. Kan masih sama-sama di Indonesia. Hehe. Hal ini yang menjadikan hidup dan bekerja daring itu sebuah anugerah. Bisa juga dianggap sebuah ujian. Ya, bergantung

WFH adalah Anugerah. Titik.

Menurut aku, WFH adalah anugerah. Titik.
Tapi, mungkin juga sebuah ujian.


Bukan cuma virus Corona yang menyebar di seluruh dunia, gaya hidup work from home (WFH) juga jadi pandemi. Kebanyakan karyawan kerah putih, mahasiswa, dan pelajar jadi (semakin) terbiasa menatap layar gawai.


Orang tua di rumah kadang gak bisa membedakan apakah anaknya sedang sekolah daring atau scroll sosmed di kamar. Coba tanya ke mahasiswa atau pelajar yang kamu kenal, mereka pasti punya tips & triknya.


Mereka yang WFH juga jadi punya kemampuan baru: fleksibilitas kerja yang semakin luar biasa. Semua hal yang dikerjakan online bisa dikerjakan dimana saja tanpa terhalang ruang.


Kamu orang Sumatera? Punya teman kelompok di Jawa? Kerja kelompok? Ya, bisa dong. Atur ruang meet-nya, bagikan, ketemu deh. Ya, kemungkinan telat-telat dikit masih ada lah. Kan masih sama-sama di Indonesia. Hehe.


Hal ini yang menjadikan hidup dan bekerja daring itu sebuah anugerah. Bisa juga dianggap sebuah ujian. Ya, bergantung darimana sudut pandangnya.


Kemudahan bertemu daring juga punya efek lain: Ruang boleh membatasi, tapi waktu tidak.


Buat teman-teman mahasiswa, pernah ditegur dosen karena file laporan praktikum hilang tengah malam? Teman saya pernah. Singkat cerita, ternyata ada yang tidak sengaja memindahkan file tersebut ke foldernya.


Kejadian tersebut cukup beruntung terjadi ketika momen WFH. Jejak digital suatu kegiatan tetap terekam walaupun secara fisik tidak tampak. (semoga tulisan ini tidak menjadi rekaman buruk).


Apa temanku dihukum karena orang lain memindahkan file miliknya? Tentu tidak. Jejak tentang kapan file tersebut dipindahkan saja bahkan bisa diakses semua orang. Bayangkan kalau ini terjadi offline ketika kampus sudah sepi.

Photo by MichaƂ Jakubowski on Unsplash


Hanya orang-orang beriman dan/atau bermoral yang tetap berperilaku baik bahkan tanpa CCTV mengawasi.


Kejadian kedua yang membuat WFH sebuah anugerah adalah momen ketika TELAT mengumpulkan UAS. Iya, telat 6 jam mengumpulkan file UAS. Tidak, itu gak disengaja.


Akhir tahun 2020, aku dan keluarga berencana menghabiskan tahun baru di sebuah villa di daerah Cisarua. Kebetulan, dua hari sebelum tahun baru masa pengumpulan UAS take home.


Waktu itu, aku masih terhitung rajin (lebih tidak mau repot sebenarnya). UAS take home selesai sehari sebelum tenggat waktu. Sore harinya, kami sekeluarga pergi ke Depok untuk berangkat bersama anggota keluarga disana.


Begitu sampai Depok, nikmat banget dah! Kami Go-Food berbagai camilan, nonton TV, tidur-tiduran. Sampai subuh baru sadar kalau tenggat pengumpulan UAS itu tadi malam. Habis sholat subuh langsung brrr.


Gak lah, habis sholat langsung menghubungi dosen tersebut. Jujur bahwa tugasnya lupa dikirim, sedang berada di luar kota, dan mengirimkan bukti kapan terakhir file tersebut diubah.


Singkat cerita, file-nya sudah aman di folder penyimpanan daring. Atas izin Yang Maha Kuasa, karena kondisi WFH dan kebaikan hati Dosen MK tersebut, tahun depan tidak perlu mengulang.


Tidak semua manusia mau membuka pesan singkat di pagi buta. Tidak semua manusia mau mempertimbangkan alasan manusia lain. Kisah ini bisa jadi memiliki akhir yang berbeda kalau karakter-karakter yang terlibat juga berbeda.


Mungkin kalau tidak WFH tidak ada insiden telat mengumpulkan dokumen UAS. Mungkin.


Masih ada alasan lain kenapa menurut aku WFH adalah anugerah, tapi unggahan ini akan jadi terlalu panjang. Mari simpan cerita itu untuk lain waktu.


WFH itu anugerah. Anugerah karena membuktikan bahwa tidak ada pekerjaan yang sia-sia dan semua ada jejaknya. Sekedar pengingat bagi para Muslim bahwa semua hal yang dilakukan, sekecil apapun, akan ada catatannya.


Semoga kita dapat bertemu lagi, di unggahan berikutnya.


Aku tunggu!

Komentar